Jumat, 19 Desember 2014

FISHBONE DIAGRAM

FISHBONE DIAGRAM (DIAGRAM TULANG IKAN)

Apa sih DIAGRAM TULANG IKAN??

Dr. Kaoru Ishikawa, ilmuwan kelahiran 1915 di Tikyo Jepang yang juga alumni teknik kimia Universitas Tokyo. Ia adalah ilmuwan  yang mengemukakan sebuah metode atau tool di dalam meningkatkan kualitas. Metode ini dikenal dengan Diagram tulang ikan (Fishbone).
Dikatakan Diagram Fishbone (Tulang Ikan) karena memang berbentuk mirip dengan tulang ikan yang moncong kepalanya menghadap ke kanan. Diagram tulang ikan atau fishbone diagram disebut dengan diagram Sebab-Akibat atau cause effect diagram. Metode tersebut awalnya lebih banyak digunakan untuk manajemen kualitas. Yang menggunakan data verbal (non-numerical) atau data kualitatif. Dr.Ishikawa juga ditengarai sebagai orang pertama yang memperkenalkan 7 alat atau metode pengendalian kualitas (7 tools). Yakni fishbone diagram, control chart, run chart, histogram, scatter diagram, pareto chart, dan flowchart.
Diagram ini akan menunjukkan sebuah dampak atau akibat dari sebuah permasalahan, dengan berbagai penyebabnya. Efek atau akibat dituliskan sebagai moncong kepala. Sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan pendekatan permasalahannya. Dikatakan diagram Cause and Effect (Sebab dan Akibat) karena diagram tersebut menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat. Berkaitan dengan pengendalian proses statistikal, diagram sebab-akibat dipergunakan untuk untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu. 
Diagram Fishbone (Tulang Ikan) atau Cause and Effect (Sebab dan Akibat) Ishikawa telah menciptakan ide cemerlang yang dapat membantu dan memampukan setiap orang, kelompok, organisasi atau perusahaan dalam menyelesaikan masalah dengan tuntas sampai ke akarnya. Kebiasaan untuk mengumpulkan beberapa orang yang mempunyai pengalaman dan keahlian memadai menyangkut problem yang dihadapi oleh suatu kelompok, organisasi atau perusahaan. Semua anggota tim memberikan pandangan dan pendapat dalam mengidentifikasi semua pertimbangan mengapa masalah tersebut terjadi. Kebersamaan sangat diperlukan di sini, juga kebebasan memberikan pendapat dan pandangan setiap individu. Jadi sebenarnya dengan adanya diagram ini sangatlah bermanfaat bagi perusahaan, tidak hanya dapat menyelesaikan masalah sampai akarnya namun bisa mengasah kemampuan berpendapat bagi orang-orang yang masuk dalam tim identifikasi masalah perusahaan yang dalam mencari sebab masalah menggunakan diagram tulang ikan.
Umumnya penggunaan fishbone untuk design produk dan mencegah kualitas produk yang jelek (defect). Mengenai pemilahan sebab-sebab, berikut adalah beberapa pendekatannya. The 4 M’s (digunakan untuk perusahaan manufaktur) :
  • Machine (Equipment),
  • Method (Process/Inspection)
  • Material (Raw,Consumables etc.)
  • Man power.
The 8 P’s (digunakan pada industri jasa) :
  • People
  • Process
  • Policies
  • Procedures
  • Price
  • Promotion
  • Place/Plant
  • Product
The 4 S’s (digunakan pada industri jasa) :
  • Surroundings
  • Suppliers
  • Systems
  • Skills
4 P (pendekatan manajemen pemasaran) :
  • Price
  • Product
  • Place
  • Promotion
 

Contoh sederhana pemilahan sebab dengan pendekatan tertentu adalah pada gambar di samping.
Langkah-langkah untuk belajar dan menerapkan diagram tulang ikan adalah :
  1. Fokuskan pada satu hal akibat yang diamati, di ruang lingkup yang lebih kecil dahulu. Kemudian hal yang besar jika sudah terlatih
  2. Sebab lebih dari satu. Sehingga jangan berhenti untuk bertanya mengapa? Penentuan sebab-sebab juga bisa dengan branstorming.
  3. Buatlah usulan perbaikan jangka pendek dan jangka panjang dari sebab-sebab permasalahan.
  4. Kerja tim dan dukungan kepemimpinan adalah hal penting.
  5. Teruslah berlatih 


CAUSE AND EFFECT DIAGRAM
Gambar berikut adalah contoh hasil dari pembuatan diagram tulang ikan. Gambar tersebut mengenai kurangnya efektifitas bank kecil di masyarakat luas. Sebab-sebab dipilah sesuai dengan pendekatan jenis kelamin karyawan (pria atau wanita), lingkungan, metode dan bahan. Dapat terlihat diatas kurangnya personil, kurangnya knowledge dapat menghambat efektifitas pekerjaan sebuah bank dan seharusnya sebuah bank harus memiliki personil yang cukup pada setiap divisi untuk menjaga kelancaran sistem operational yang berlansung setiap harinya. Misalkan sebuah bank hanya memiliki 1 teller dan 1 cso sedangkan nasabah yang datang ke bank lebih dari 1 dan harus nunggu beberapa waktu untuk saatnya dilayani. Yang menjadi acuan adalah sela waktu melayani dari nasabah 1 ke nasabah berikutnya berapa menitkah nasabah harus menunggu, lamanya menunggu pula dapat menciptakan citra buruk bagi masyarakat luar yang menganggap bank tersebut bekerja secara lambat. 


2 komentar: